Sabtu, 20 September 2014
88 Persen Perusahaan AS Raup Untung di Indonesia
Masalah-masalah itu dikemukakan oleh 588 orang eksekutif senior perusahaan Amerika Serikat (AS) di ASEAN yang disurvei Kadin AS atau US Camber of Commerce. Walau penuh masalah, namun dalam survei yang dirilis pada Kamis (28/8/2014) itu, sebanyak 81 persen tetap menyatakan akan menggelar ekspansi di Indonesia di masa mendatang.
Dengan persentase sebesar itu, Indonesia menjadi juara pertama mengungguli 9 negara ASEAN lainnya. Ekspansi menjadi pilihan bisnis, sebab sebanyak 88 perusahaan dari para bos itu yakin akan mendapatkan banyak keuntungan pada tahun depan. Optimisme keuntungan yang diharapkan perusahaan AS di Indonesia lebih tinggi dibanding tahun ini yang sebesar 62 persen.
Para bos yang menjadi responden survei ini bekerja di perusahaan AS yang tersebar di 10 negara ASEAN. Sebanyak 55 persen dari mereka berada di industri jasa, 31 persen di manufaktur, dan sisanya bekerja di indusri ekstraktif dan berbagai industri lainnya. Perusahaan mereka memiliki turnoverantara 50 juta dollar AS hingga lebih dari 1 miliar dollar AS.
Dari survei juga diketahui, para bos perusahaan AS yang bekerja di Indonesia masih ingin tinggal di Indonesia lebih lama. Sebanyak 91 persen responden secara umum mengaku puas dengan penugasannya di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 62 persen juga berharap untuk memperpanjang masa kerja mereka di Indonesia. [Uji Agung Santosa]
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/08/30/135345526/88.Persen.Perusahaan.AS.Raup.Untung.di.Indonesia
Senin, 16 Juni 2014
Jumat, 30 Mei 2014
Model Program Akselerasi
Model program ini diselenggarakan dengan asumsi bahwa siswa cerdas istimewa adalah siswa yang belajarnya lebih cepat serta siap menguasai level kurikulum yang unggul atau siswa yang siap untuk mengikuti pelajaran di kelas yang lebih atasnya. model akselerasi tidak menuntut perubahan kurikulum di sekolahnya tetapi hanya harus disediakan kurikulum sesuai dengan tingkat karakternya sehingga bagi kelas cerdas istimewa di Indonesia terlebih dahulu disediakan kurikulum eskalasi yang ditingkatkan bobot dan tantangannya dari kurikulumm regulernya.
sebenarnya dalam pelaksanaan model akselerasi ada bentuk lain yang lebih tinggi yang dinamakan dengan akselarasi radikal karena mereka memilki IQ di atas 145.
bentuk pelaksanaan model program akselerasi misalnya dengan menggunakan bentuk telescoping maupun course by course acceleration.
lagu perpisahan perkemahan
Berpisah
c = do
saat indah kan berlalu
saat indah di Saka Bahari
kenangan tinggalah kenangan
bersama sobat karib tercinta
teringat lagi saat bersama
teringat lagi saat belajar
kini saatnya untuk berpisah
kenangan kita untuk s'lamanya
saat indah di Pramuka
kita bersama bagai saudara
kenangan tinggalah kenangan
bersama sobat karib tercinta
c = do
saat indah kan berlalu
saat indah di Saka Bahari
kenangan tinggalah kenangan
bersama sobat karib tercinta
teringat lagi saat bersama
teringat lagi saat belajar
kini saatnya untuk berpisah
kenangan kita untuk s'lamanya
saat indah di Pramuka
kita bersama bagai saudara
kenangan tinggalah kenangan
bersama sobat karib tercinta
Sabtu, 17 Mei 2014
Pengertian Seni
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidak usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakin memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan,
persembahan, dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara
keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari
bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin disebut genius, artinya kemampuan luar
biasa yang dibawa sejak lahir.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan
oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat
diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur
keindahan.
Everyman
Encyklopedia
Menurut Everyman Encyklopedia, seni adalah segala sesuatu yang dilakukan orang, bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan karena kehendak kemewahan, kenikmatan, ataupun kebutuhan spiritual.
Menurut Everyman Encyklopedia, seni adalah segala sesuatu yang dilakukan orang, bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan karena kehendak kemewahan, kenikmatan, ataupun kebutuhan spiritual.
Ensiklopedi Indonesia
Di dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan bahwa seni merupakan ciptaan segala hal karena keindahannya orang senang melihat atau mendengarkannya.
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara berpendapat, seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidupnya, perasaan, dan bersifat indah sehingga dapat menggetarkan jiwa perasaan manusia.
Akhdiat Karta Miharja
Akhdiat Karta Miharja berpendapat, seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan kenyataan dalam suatu karya, bentuk, dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani.
Akhdiat Karta Miharja berpendapat, seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan kenyataan dalam suatu karya, bentuk, dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani.
Prof.
Drs. Suwaji Bastomi
Hal senada diungkapkan oleh Prof. Drs. Suwaji Bastomi bahwa seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetis yang dinyatakan dalam bentuk agung, mempunyai daya untuk membangkitkan rasa takjub dan haru.
Drs. Sudarmaji
Drs. Sudarmaji berpendapat, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.
Alexander Baum Garton
Hal senada diungkapkan oleh Prof. Drs. Suwaji Bastomi bahwa seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetis yang dinyatakan dalam bentuk agung, mempunyai daya untuk membangkitkan rasa takjub dan haru.
Drs. Sudarmaji
Drs. Sudarmaji berpendapat, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.
Alexander Baum Garton
Seni adalah
keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam
kebahagiaan.
Aristoteles
Seni adalah
bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari
kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.
Immanuel Kant
Seni adalah
sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
Ki Hajar Dewantara
Seni
merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang
yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi
dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
Leo Tolstoy
Seni adalah
ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka
dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.
Sudarmaji
Seni adalah
segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,
garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
Jumat, 16 Mei 2014
world coral reef converence
Manado, 16-18 mei 2014. merupakan konvensi terumbu karang dunia yang dihadiri beberapa kepala negara. konvensi ini dilaksanakan di kota Manado.
Psikologi tanggung jawab dan ingkar janji
Penyebab mengapa ada orang yang sering ingkar janji, mengapa ada orang yang menghianati kata-katanya sendiri? Paling tidak ada beberapa alasan.
Pertama, mungkin ketika orang itu bicara, ia tidak memikirkan dampak, akibat, resiko atau konsekwensi dari apa yang ia katakan. Kebanyakan dari kita, kalau bicara sering terlalu cepat dan tanpa dipikir atau dipertimbangkan dengan matang.. Para ahli ilmu jiwa pernah mengemukakan bahwa dari keempat macam temperamen manusia, temperamen sanguine memiliki ciri lebih cepat berkata-kata tanpa dipikir atau melalui proses nalar lebih dahulu. Namun terlepas dari itu semua, setiap kita, apapun golongan temperamennya, berpotensi untuk gagal dalam mempertanggung jawabkan apa yang kita pernah ucapkan. Factor yang memegang peranan penting dalam hal ini adalah emosi. Emosi telah mengalahkan nalar kita. Emosi telah mendorong kita menyampaikan sesuatu tanpa melalui seleksi nalar kita. Saya tidak mengatakan bahwa emosi tidak penting.
Tidak! emosi sangat penting, namun ketika kita menyampaikan sesuatu tertutama yang berkaitan dengan janji, komitmen atau pernyataan-pernyataan kita sebaiknya melibatkan dua hal. Emosi dan juga nalar kita.
Kedua, keegoisan kita. Pada umumnya ketika kita berkata-kata, entah itu menyangkut komitmen pribadi, komitmen bersama, janji pribadi atau apapun juga yang berkaitan dengan kata-kata kita, sudah dipastikan menyangkut pihak-pihak lain diluar diri kita. Bisa orang lain, bisa alam apalagi tentunya Tuhan kita. Pada dasarnya apa yang kita katakan itu selalu mengikat atau wajib dipertanggung jawabkan. Dan orang yang meminta pertanggung jawaban itu adalah pihak-pihak di luar diri kita. Memang sifat mengikat ini ada yang dibuat lebih formal dengan dituliskan dan ditetapkan menjadi sebuah tulisan berkekuatan hukum, namun lebih banyak sifat mengikat ini dibuat dalam bentuk lisan dan dibangun diatas dasar saling mempercayai.
Kebanyakan dari kita juga bisa demikian. Karena ego, kita akhirnya menolak mempertanggung jawabkan apa yang pernah kita katakan. Saya ambil contoh, misalnya seseorang yang berkomitmen untuk mau terlibat dalam sebuah organisasi. Pada awalnya memang ia terlihat begitu bersemangat membuktikan komitmennya, organisasi tersebut mulai berkembang dan mulai menunjukkan hasil menggembirakan. Tetapi ketika ia mulai tidak senang dengan seseorang dalam organisasi tersebut, secara perlahan-lahan ia mengundurkan diri. Akhirnya organisasi itu berjalan di tempat dan sulit berkembang. Organisasi kehilangan seseorang yang memiliki sumber daya bagus.dan dari jauh orang tersebut melihat dan menertawakan “kebangkrutan”organisasi tersebut. Dari kisah ini, kita melihat bahwa pertama, ego orang tersebut telah mengalahkan tanggung jawabnya terhadap komitmen yang pernah ia buat. Egonya terbungkus dengan “ketidak senangannya” terhadap seseorang di organisasi tersebut. Kedua, orang tersebut tidak menyadari bahwa komitmen (perkataan atau janji) awalnya telah melibatkan banyak orang. Sehingga ketika ia mengundurkan diri, akibatnya orang lain (termasuk organisiasi) ikut dirugikan. Ketiga, ia tidak menyadari bahwa komitmen awalnya itu bersifat mengikat (meskipun tidak tertulis) dan berakibat kepada konsekwensi-konsekwensi dimana pada masa-masa mendatang ia di anggap sebagai orang yang tidak bisa dipercaya, tidak konsisten dan tidak bertanggung jawab bukan?.
Penyebab ketiga adalah Faktor kebiasaan. Ke-inkonsistenan seseorang terhadap apa yang di ucapkan bisa juga disebabkan karena factor kebiasaan atau adat istiadat.
—
Sabtu, 10 Mei 2014
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia – Garuda Pancasila
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia –
Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Lambang Negara Republik
Indonesia adalah Garuda Pancasila, Hal ini dipertegaskan oleh Pemerintah
Republik Indonesia dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 66
Tahun 1951 tentang Lambang Negara yang menetapkan Garuda Pancasila
sebagai Lambang Negara Republik Indonesia. Penggunaan Garuda Pancasila
sebagai Lambang Negara juga diatur dalam UU No. 24 Tahun 2009.
Dalam UU No. 24 Tahun 2009 menyatakan bahwa “Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis diatas pita yang dicengkeram oleh Garuda”.
Ekor = 8
Pangkal Ekor = 19
Leher = 45
Jumlah Bulu-bulu Burung Garuda melambangkan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu 17 Agustus 1945.
a. warna merah di bagian kanan atas dan kiri bawah perisai;
b. warna putih di bagian kiri atas dan kanan bawah perisai;
c. warna kuning emas untuk seluruh burung Garuda;
d. warna hitam di tengah-tengah perisai yang berbentuk jantung; dan
e. warna alam untuk seluruh gambar lambang.
Dalam UU No. 24 Tahun 2009 menyatakan bahwa “Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis diatas pita yang dicengkeram oleh Garuda”.
Arti dari Lambang Garuda Pancasila
Beberapa hal penting yang harus diketahui oleh setiap Warga Negara Indonesia tentang arti dan makna dari Garuda Pancasila diantaranya adalah :Jumlah Bulu-bulu Garuda Pancasila
Sayap = 17Ekor = 8
Pangkal Ekor = 19
Leher = 45
Jumlah Bulu-bulu Burung Garuda melambangkan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu 17 Agustus 1945.
PANCASILA
Perisai yang digantungkan pada Leher Burung Garuda terdapat gambar-gambar yang melambangkan 5 Dasar Sila dalam Pancasila, yaitu :- Bintang = Ketuhanan Yang Maha Esa
- Rantai Baja = Kemanusian yang Adil dan Beradab
- Pohon Beringin = Persatuan Indonesia
- Kepala Banteng = Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan
- Padi dan Kapas = Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
BHINNEKA TUNGGAL IKA
Kaki Burung Garuda Pancasila mencengkeram sebuah pita dengan tulisan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya adalah “Berbeda-beda, tetapi tetap satu juga”. Kata Bhinneka Tunggal Ika yang juga merupakan semboyan dari Negara Kesatuan Repbulik Indonesia ini diambil dari buku Sutasoma karangan Empu Tantular.Warna Pokok Garuda Pancasila
Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2009, warna Pokok lambang Negara terdiri dari :a. warna merah di bagian kanan atas dan kiri bawah perisai;
b. warna putih di bagian kiri atas dan kanan bawah perisai;
c. warna kuning emas untuk seluruh burung Garuda;
d. warna hitam di tengah-tengah perisai yang berbentuk jantung; dan
e. warna alam untuk seluruh gambar lambang.
perang sulawesi
Setelah
Perang Dunia II, hampir semua kekuatan besar penjajah menghadapi
perlawanan dari wilayah-wilayah koloni mereka. Perlawanan ini bersifat
terus-menerus dan terorganisir, melibatkan sejumlah besar kelompok
militer dan sipil bersenjata.
Sebuah gerilya rakyat, diinspirasi politik perlawanan yang memanfaatkan segala sarana. Hal itu juga terjadi di Nederlands-Indiƫ. Selama pendudukan oleh Jepang (1942-1945), orang-orang kulit putih Belanda dijebloskan ke kamp-kamp tahanan.
Pemandangan seperti itu membangkitkan rasa percaya diri dan nasionalisme, terutama di kalangan pemuda di Jawa. Radikalisasi dan perlawanan mereka meningkat saat Belanda mau kembali mengambil alih kekuasaan, setelah kapitulasi Jepang.
Antara lain berkat tekanan para pemuda ini Soekarno akhirnya memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Karena Belanda seusai Perang Dunia II tidak cukup memiliki kekuatan untuk mengambil tindakan militer, maka para pemuda berhasil menguasai sebagian besar Jawa dan Sumatra.
Perkembangan itu cepat menyebar dan semangat merdeka semakin meluas sampai ke Celebes. Ketika pasukan sekutu secara resmi menyerahkan kembali pemerintahan di Celebes kepada Belanda pada 13 Juli 1946, maka Belanda menghadapi perlawanan hebat dari rakyat.
Ratusan pejuang kemerdekaan dari Jawa masuk ke Celebes dengan menyelundupkan sejumlah besar senjata, untuk membantu saudara-saudara mereka di Celebes melawan Belanda.
Menurut versi Belanda, pasukan pejuang yang sebagian besar pemuda itu sangat fanatik dan tidak kenal ampun. Mereka membunuh, merampok, dan membakar, tidak hanya pada target-target Belanda tetapi juga orang-orang setempat yang bekerjasama dengan Belanda.
Selama 1946, situasi semakin tidak terkendali terutama di Zuid-Celebes (Sulawesi Selatan). Yang membuat situasi semakin runyam adalah kenyataan bahwa perlawanan para pejuang itu campur aduk dengan kelompok-kelompok yang saling bersaing satu sama lain, termasuk kelompok-kelompok kriminal (perampok).
Secara total antara Juni 1946 hingga Juli 1947 dipastikan 1210 orang Belanda terbunuh.
Kutipan dari laporan Van Rij/Stam menyebutkan:
“Het Badjengse Duizendpotenleger (Tentara Lipan Badjeng) beraksi di Makassar, Goa, Takalar dan Djeneponto. Berdasarkan buku catatan satuan tentara ini yang ditemukan saat operasi militer, ternyata bahwa satuan ini dalam beberapa bulan telah membunuh 309 orang musuh. Semuanya orang setempat yang dianggap sebagai kaki tangan Belanda.
Selain Lipan Badjeng, di Makasar juga ada kelompok De Rode Mier (Semoet Merah), yang spesialisasinya adalah melakukan bumi hangus, membunuh dan menculik. Pada September 1946 mereka membunuh Gelarang van Pantjambeang bersama keluarga dan para pengikutnya saat dalam perjalanan ke Malino.
Di kampung Kandjilo ditemukan sebuah sumur dengan 80 kepala manusia. Di Tolo, menurut penuturan Djannang van Parigi, sebanyak 20 orang disembelih layaknya kerbau, dan mayat mereka dibuang ke sungai. Prosesinya, para korban diletakkan di tanah dan dipegang, lalu lehernya dipotong dengan badik.”
Sebuah gerilya rakyat, diinspirasi politik perlawanan yang memanfaatkan segala sarana. Hal itu juga terjadi di Nederlands-Indiƫ. Selama pendudukan oleh Jepang (1942-1945), orang-orang kulit putih Belanda dijebloskan ke kamp-kamp tahanan.
Pemandangan seperti itu membangkitkan rasa percaya diri dan nasionalisme, terutama di kalangan pemuda di Jawa. Radikalisasi dan perlawanan mereka meningkat saat Belanda mau kembali mengambil alih kekuasaan, setelah kapitulasi Jepang.
Antara lain berkat tekanan para pemuda ini Soekarno akhirnya memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Karena Belanda seusai Perang Dunia II tidak cukup memiliki kekuatan untuk mengambil tindakan militer, maka para pemuda berhasil menguasai sebagian besar Jawa dan Sumatra.
Perkembangan itu cepat menyebar dan semangat merdeka semakin meluas sampai ke Celebes. Ketika pasukan sekutu secara resmi menyerahkan kembali pemerintahan di Celebes kepada Belanda pada 13 Juli 1946, maka Belanda menghadapi perlawanan hebat dari rakyat.
Ratusan pejuang kemerdekaan dari Jawa masuk ke Celebes dengan menyelundupkan sejumlah besar senjata, untuk membantu saudara-saudara mereka di Celebes melawan Belanda.
Menurut versi Belanda, pasukan pejuang yang sebagian besar pemuda itu sangat fanatik dan tidak kenal ampun. Mereka membunuh, merampok, dan membakar, tidak hanya pada target-target Belanda tetapi juga orang-orang setempat yang bekerjasama dengan Belanda.
Selama 1946, situasi semakin tidak terkendali terutama di Zuid-Celebes (Sulawesi Selatan). Yang membuat situasi semakin runyam adalah kenyataan bahwa perlawanan para pejuang itu campur aduk dengan kelompok-kelompok yang saling bersaing satu sama lain, termasuk kelompok-kelompok kriminal (perampok).
Secara total antara Juni 1946 hingga Juli 1947 dipastikan 1210 orang Belanda terbunuh.
Kutipan dari laporan Van Rij/Stam menyebutkan:
“Het Badjengse Duizendpotenleger (Tentara Lipan Badjeng) beraksi di Makassar, Goa, Takalar dan Djeneponto. Berdasarkan buku catatan satuan tentara ini yang ditemukan saat operasi militer, ternyata bahwa satuan ini dalam beberapa bulan telah membunuh 309 orang musuh. Semuanya orang setempat yang dianggap sebagai kaki tangan Belanda.
Selain Lipan Badjeng, di Makasar juga ada kelompok De Rode Mier (Semoet Merah), yang spesialisasinya adalah melakukan bumi hangus, membunuh dan menculik. Pada September 1946 mereka membunuh Gelarang van Pantjambeang bersama keluarga dan para pengikutnya saat dalam perjalanan ke Malino.
Di kampung Kandjilo ditemukan sebuah sumur dengan 80 kepala manusia. Di Tolo, menurut penuturan Djannang van Parigi, sebanyak 20 orang disembelih layaknya kerbau, dan mayat mereka dibuang ke sungai. Prosesinya, para korban diletakkan di tanah dan dipegang, lalu lehernya dipotong dengan badik.”
Mengapa Manusia Bisa Bermimpi
Mimpi adalah sesuatu yang dialami atau terlihat pada saat tidur. Ada mimpi yang bersifat menakutkan (mimpi buruk) seperti dikejar oleh penjahat atau berpisah dengan orang yang dicintai, ada juga mimpi yang menggembirakan seperti tercapai cita-cita atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan (mimpi baik). Setiap orang pasti pernah mengalami mimpi saat tidur baik itu mimpi manis ataupun mimpi buruk. Jadi, Mengapa manusia bisa mengalami mimpi pada saat tidur?
Pada saat kita tidur, sebagian besar Sel Otak kita dalam keadaan istirahat. Tetapi masih juga ada sebagian sel saraf yang berada dalam kondisi bekerja. Oleh karena itu, timbullah mimpi saat kita sedang tidur. Mimpi sebenarnya tidak lepas dari aktivitas kehidupan kita sehari-hari dan biasanya berkaitan dengan kesan dan pengalaman pribadi kita sendiri ataupun pengaruh dari lingkungan luar seperti cerita pada Novel maupun adegan drama yang pernah kita tonton lewat Televisi dan Film.
Ada juga Mimpi yang diakibatkan oleh rangsangan organ tubuh kita seperti menahan kencing saat tidur akan mengakibatkan munculnya mimpi-mimpi yang berkaitan dengan Toilet (WC). Contoh lain terjadinya mimpi seperti Orang akan sering mimpi pacarnya saat berpacaran, Saat memiliki keinginan yang kuat untuk pergi ke suatu lokasi ataupun keinginan untuk memakan sesuatu, maka biasanya keinginan-keinginan tersebut akan dapat tercapai dalam mimpi. Sebaliknya, jika kita menonton film horror sebelum tidur, kemungkinan akan munculnya mimpi-mimpi yang menakutkan saat kita dalam kondisi tidur.
Oleh Karena itu, seorang Psikolog dari Austria yang bernama Sigmund Freud (1856 – 1939) berpendapat bahwa Mimpi merupakan “Pencapaian atas suatu Keinginan”.
Berapa lamakah mimpi kita?
Menurut penelitian para ilmuwan, rata-rata manusia menghabiskan ¼ (seperempat) waktu tidurnya dalam mimpi. Jika mengalami waktu mimpi yang lama (lebih dari 1/4 waktu tidur), maka kita akan merasa lelah setelah bangun tidur.pengetahuan umum
Gelar Akademik atau gelar akademis adalah gelar yang diberikan
kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Akademik. Pada tahun 1993, Pemerintah Indonesia melalui Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan keputusan No. 036/U/1993 (Tanggal
9 Februari 1993) mengenai pengaturan tentang gelar dan sebutan lulusan
Perguruan Tinggi.
Gelar Akademik untuk Program Studi S1 dan S2
Berikut ini adalah rincian tentang pengaturan jenis-jenis Gelar Sarjana (sebanyak 21 Gelar) dan Gelar Magister (Sebanyak 28 Gelar) di Indonesia yang diatur oleh Keputusan Mendikbud No. 036/U/1993.Kelompok Program Studi S1 Sarjana
No.
|
Bidang
|
Gelar Akademik
|
Singkatan
|
1
|
Sastra | Sarjana Sastra | S.S. |
2
|
Hukum | Sarjana Hukum | S.H. |
3
|
Ekonomi | Sarjana Ekonomi | S.E. |
4
|
Ilmu Politik | Sarjana Ilmu Politik | S.I.P. |
5
|
Ilmu Sosial | Sarjana Ilmu Sosial | S.Sos. |
6
|
Psikologi | Sarjana Psikologi | S.Psi. |
7
|
Kedokteran | Sarjana Kedokteran | S.Ked. |
8
|
Kesehatan Masyarakat | Sarjana Kesehatan Masyarakat | S.K.M. |
9
|
Kedokteran Gigi | Sarjana Kedokteran Gigi | S.K.G. |
10
|
Pertanian | Sarjana Pertanian | S.P. |
11
|
Teknologi Pertanian | Sarjana Teknologi Pertanian | S.T.P. |
12
|
Peternakan | Sarjana Perternakan | S.Pt. |
13
|
Perikanan | Sarjana Perikanan | S.Pi. |
14
|
Kehutanan | Sarjana Kehutanan | S.Hut. |
15
|
Kedokteran Hewan | Sarjana Kedokteran Hewan | S.K.H. |
16
|
Matematika dan IPA | Sarjana Sains | S.Si. |
17
|
Teknik | Sarjana Teknik | S.T. |
18
|
Komputer dan Informatika | Sarjana Komputer | S.Kom. |
19
|
Seni | Sarjana Seni | S.Sn. |
20
|
Pendidikan | Sarjana Pendidikan | S.Pd. |
21
|
Agama | Sarjana Agama | S.Ag. |
Kelompok Program Studi S2 Magister
No.
|
Bidang
|
Gelar Akademik
|
Singkatan
|
1
|
Sastra | Magister Humaniora | M.Hum |
2
|
Hukum | Magister Humaniora | M.Hum |
3
|
Kajian Wanita | Magister Humaniora | M.Hum |
4
|
Ekonomi Manajemen | Magister Manajemen | M.M. |
5
|
Ekonomi lainnya | Magister Sains | M.Si. |
6
|
Ilmu Sosial dan Politik | Magister Sains | M.Si. |
7
|
Studi Wilayah | Magister Sains | M.Si. |
8
|
Ilmu Lingkungan | Magister Sains | M.Si. |
9
|
Ilmu Perpustakaan | Magister Sains | M.Si. |
10
|
Pengkajian Ketahanan Nasional | Magister Sains | M.Si. |
11
|
Sosiologi | Magister Sains | M.Si. |
12
|
Psikologi | Magister Sains | M.Si. |
13
|
Matematika dan IPA | Magister Sains | M.Si. |
14
|
Kesehatan | Magister Kesehatan | M.Kes. |
15
|
Kesehatan Masyarakat | Magister Kesehatan | M.Kes. |
16
|
Kedokteran Gigi | Magister Kesehatan | M.Kes. |
17
|
Pertanian | Magister Pertanian | M.P. |
18
|
Kedokteran Hewan | Magister Pertanian | M.P. |
19
|
Ilmu Ternak | Magister Pertanian | M.P. |
20
|
Penyuluhan Pembangunan | Magister Pertanian | M.P. |
21
|
Teknologi Pertanian | Magister Pertanian | M.P. |
22
|
Kehutanan | Magister Pertanian | M.P. |
23
|
Perikanan | Magister Pertanian | M.P. |
24
|
Teknik | Magister Teknik | M.T. |
25
|
Ilmu Komputer dan Informatika | Magister Komputer | M.Kom. |
26
|
Seni | Magister Seni | M.Sn. |
27
|
Pendidikan | Magister Pendidikan | M.Pd. |
28
|
Agama | Magister Agama | M.Ag. |
Jumat, 09 Mei 2014
Langganan:
Postingan (Atom)